Awal kisah Nabi Isa As dimulai ketika Maryam, menjauhkan diri dari keluarganya ke sebuah ruangan tersendiri yang kemungkinan merupakan tempat ibadah. Di mana Allah kemudian mengutus malaikat kepada Maryam dalam bentuk manusia yang tiba-tiba muncul dihadapannya. Sosok tersebut menjelaskan bahwa dia malaikat utusan Allah yang akan menyampaikan seorang putra kepadanya. Maryam heran, bagaimana dia akan mempunyai anak sedangkan dia tidak disentuh oleh laki-laki. Tetapi bagi Allah semua itu mudah sekali. Kelahiran anaknya yaitu Nabi Isa AS. akan menjadi bukti kekuasaan Allah dan suatu rahmat bagi mereka dengan diutusnya sebagai nabi yang akan membimbing manusia.
Sami bin Abdullah dalam Atlas Sejarah Nabimencatat bahwa Nabi Isa As lahir di Betlehem, Baitulah, pada masa kekuasaan Herodes Romawi di Palestina. Dikisahkan bahwa Maryam membawa bayi itu kepada kaumnya dengan menggendongnya.
Namun kaumnya mempertanyakan siapa bapak anak yang Maryam gendong seraya berkata, “Wahai Maryam, sesungguh engkau telah membawa sesuatu yang sangat mugkar. Wahai saudara perempuan Harun, ayahmu bukan seorang yang buruk perangai dan ibumu bukan seorang perempuan pezina.‛ Maka Maryam menunjuk kepada anaknya. Mereka berkata, Bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih dalam ayunan?
Isa kecil berkata, “Sesungguhnya aku hamba Allah. Dia memberiku Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang Nabi, dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkahi dimana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (melaksanakan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup, dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka. Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari kelahiranku, pada hari wafatku, dan pada hari aku dibangkitkan kembali.” Itulah cuplikan kisah kelahiran Nabi Isa As yang terangkum dalam QS. Maryam: 23-33.
Alquran menyebut Nabi Isa sebagai al-Masih sebanyak 9 kali, yang berarti utusan Tuhan. Dalam bahasa Arab diambil dari kata Yasu’sebagai padanan kata Yesus atau dalam bahasa Inggris disebut Jesus. Terambil dari kata saha-yasihu yang berarti berwisata, karena Nabi Isa As dikenal berpindah-pindah dari tempat yang satu menuju tempat lain untuk mengajak manusia ke jalan yang benar.
Perawakan Nabi Isa
Tanda keistimewaan seorang Nabi Isa As sudah terlihat dari dia masih bayi, dia bisa berbicara untuk menyelamatkan ibunya, Maryam, dari fitnah yang menimpanya. Ini merupakan mukjizat pertama yang diberikan Allah kepada Nabi Isa..
kemudian Nabi Isa As tumbuh menjadi sosok yang mengagumkan sebagaimana dikemukakan Abbas Al-‘Aqqad dalam bukunya, Hayah al-Masih yang berisikan riwayat yang popular sejak abad keempat Masehi, yang merupakan laporan kepada Senat Imperium Romawi.
Quraish Shihab dalam bukunya yang berjudul Secercah Cahaya Ilahi; Hidup bersama Alquran, menyebutkan bahwa riwayat tersebut antara lain melukiskan bahwa al-Masih merupakan sosok yang berpenampilan sangat terhormat dengan perawakan sedang, rambutnya lurus rapi tapi di bagian telinyanya keriting lagi mengkilat. Tidak ada tanda keburukan di wajahnya dan selalu tampak berseri. Dari wajahnya terpancar kasih sayang dan wibawa. Sehingga siapapun yang melihat akan simpati kepadanya sekaligus takut.
Nabi Isa As dikenal berpindah-pindah dari tempat satu ketempat yang lain. Dalam perjalananya tersebut, banyak pesan-pesan moral serta sikap dan perilaku beliau yang perlu dicamkan oleh semua yang mendambakan tegaknya budi luhur. Dari uraian-uraiannya, dapat disimpulkan bahwa beliau sangat simpatik, berbicara penuh percaya diri, serta meyakinkan para pendengarnya. Keindahan terlihat jelas pada ucapan-ucapan beliau yang tercermin dalam perumpamaan yang sering beliau ucapkan.
Pembaptisan saat Bertemu Nabi Yahya bin Zakariya
Dalam perjalanan dakwahnya Nabi Isa As menemui Nabi Yahya bin Zakaria untuk dibaptis. Menurut Sami bin Aldullah al-Mughluts, baptis merupakan suatu istilah dalam agama Nasrani yang berarti memandikan seseorang dengan mandi taubat. Setelah itu, Malaikat Jibril turun dan inilah tanda awal kenabiannya.
Setelah kejadian itu, Nabi Isa As kemudian pergi ke padang pasir dan berpuasa selama 40 hari tanpa makan dan minum. Kemudian Allah menurunkan kitab Injil kepada Nabi Isa As. Sejak saat itu, risalah Nabi Isa As berlaku kepada kaum Yahudi yang telah menyeleweng dari syariat Nabi Musa. Sebagaimana Allah berfirman dalam QS. al- Ma’idah: 78-79
Mukjizat Nabi Isa As
Nabi Isa As berdakwah di daerah Galilea. Namun kaum Yahudi memintanya untuk menunjukkan mukjizatnya yang dapat untuk memperkuat dan membenarkan dakwah serta risalahnya. Atas izin Allah, Nabi Isa menunjukkan kemukjizatannya yaitu beliau mampu membuat burung dan meniupnya sehingga menjadi hidup, menyembuhkan orang yang buta bawaan hingga bisa melihat lagi, menyembuhkan penyakit kusta, dan menghidupkan orang yang mati. Beliau menegaskan bahwa kemampuannya adalah atas izin Allah, bukan dari beliau sendiri. (QS. Ali Imran: 48-49)
Selama proses dakwah, Nabi Isa As menghadapi bangsa Yahudi dengan berbagai kesulitan, bahkan mereka sering mengolok-ngoloknya dengan mengatakan bahwa beliau anak haram dan ibunya seorang pezina. Nabi Isa As pun merasa bahwa bangsa Yahudi ingkar terhadap kerasulannya dan menghalangi dakwahnya.
Keingkaran Kaum Yahudi bermula karena mereka menolak tujuan dakwah Nabi Isa. Yaitu pertama untuk membasmi kegilaan mereka terhadap materi yang menyebabkan kelalaian terhadap tuhan. Kedua, mengoreksi ajaran para Rahib (pendeta) yang mengaku-ngaku bahwa mereka penghubung antara manusia dan tuhan, sehingga tanpa mereka maka tidak sempurna hubungan manusia dengan Tuhan.
Nabi Isa Diangkat ke Langit oleh Allah
Ketika penolakan Bani Israil semakin menjadi-jadi, Nabi Isa As menyingkir dan pergi menuju Baitul Maqdis pada saat hari raya umat Yahudi. Kejadian ini membuat para Pendeta Yahudi marah, karena mereka khawatir jika ajaran Nabi Isa As akan menyebar. Lalu mereka membuat berita dusta tentang Nabi Isa As kepada penguasa Romawi, yaitu Raja Pilatus pengganti Raja Herodes di Palestina.
Akibat hasutan tersebut wakil Raja atau Gubernur yang berada di Baitul Maqdis menerima surat dari raja yang berisikan perintah untuk membunuh Nabi Isa As, maka gubernur Baitul Maqdis segera menjalankan perintah raja.
Ketika masa pengejaran tersebut, Nabi Isa As sedang bersama dengan 12 sahabatnya atau yang dalam Alquran disebut sebagai Hawariyyin. Tapi salah seorang dari mereka, Yahudza al-Askharyuti atau Yudas Iskariot, ternyata berkhianat dengan menunjukkan persembunyian Nabi Isa. Maka terkepunglah Nabi Isa oleh pasukan Gubernur yang datang beserta sekelompok orang Yahudi, ketika itu adalah hari Jum’at sore menjelang malam Sabtu.
Namun Allah berkehendak lain dan menyelamatkan Nabi Isa Aa dari kelicikan kaum Yahudi. Allah kemudian menyerupakan Yahudza persis seperti Nabi Isa As dengan demikian, para prajurit menangkap Yahudza yang mirip dengan Nabi Isa As dan menyerahkannya kepada Raja Pilatus. Mereka kemudian menyalib dan membunuhnya seperti yang dikisahkan dalam QS. al-Nisa :157-158.
Dalam Tafsir al-Azhar, Hamka menyebutkan mayoritas ulama menyatakan Nabi Isa diangkat jasad dan nyawanya, sehingga beliau sampai sekarang masih hidup dengan tubuh dan nyawanya. Para ulama mengartikan kata tawaffaberarti tidur berdasarkan riwayat dari Ibn Jarir al-Thabari yang menyatakan bahwa makna lafal innĂ® mutawaffika adalah mengangkatnya dalam keadaan tidur. Hal ini juga sebagaimana riwayat dari Hasan, bahwa Rasulullah pernah berkata kepada kaum Yahudi bahwa Nabi Isa As belum wafat dan akan datang sebelum hari kiamat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar